Disadarkan oleh sebuah pengumuman 'pensiun dini' dari dunia horology yang ditulis oleh salah seorang rekan di blognya, saya teringat kembali pengalaman 'jenuh' dan 'bosan' yang pernah saya alami beberapa waktu lalu. Memang sih saya tidak sampai memutuskan secara formal bahwa akan menarik diri dari dunia yang menarik ini, tapi frankly speaking saya dulupun pernah beranggapan bahwa dunia horology sudah tidak menarik lagi. Tapi ternyata saat itu saya hanya emosional saja dan buktinya sampai saat ini saya masih konsisten dengan dunia yang membuat saya mendapatkan banyak teman baru.
Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang penggemar jam antik yang pertama kali saya kenal. Saat saya berkunjung ke rumahnya yang terletak di sudut sebuah perumahan di Bojong Gede, saya seperti ditarik kembali ke masa tahun 40-60an. Ternyata sobat saya itu bukan hanya penggemar jam antik tapi segala sesuatu yang antik (karena itu tidak heran orangnya pun antik!..). Dari mulai benda kecil seperti gembok sampai seperangkat sofa tamu semuanya antik! bahkan istri saya yang masuk sampai merinding...tapi saya kok malah suka!
Karena saya tertarik dengan koleksi non-jam yang antik itu, saya kemudian diajak ke salah satu tempat dimana dia selalu datang untuk mencari dan membeli barang-barang antik. Nah dari saat itulah ketertarikan saya terhadap barang antik non-jam bermula. Saat ini saya berfikir bahwa, kesenangan baru ini bisa membuat perhatian saya teralihkan saat saya jenuh dengan koleksi jam antik saya!
Karena itu saya mulai berburu (kalau ada waktu) barang-barang antik dan pernak-perniknya. Yang pertama kali saya beli adalah 2 kursi antik yang sering disebut dengan kursi "Jengki". Terbuat dari kayu jati, berat dan bantalan masih meggunakan per aslinya. Meja saya ambil dari rumah kerabat di Cilacap yang ternyata cocok dengan penampilan kursi jengki ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.