![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7AY1cFVTVG-KJSrkDuQruGE03D4pRucAlPuxjz-yQdkHK7GgR1gwoB7EdwG8yLyiHBNZmpLuQuP7HEbJ71Wmu6zSyV-q7cdK56L0iD4OZKwH3wg3J2-n0vBS_nSTTPhjrtcltO3brHY3w/s400/cp1.jpg)
Sebuah cerita mengisahkan seorang Clockmaker membuat jam khusus untuk seorang Raja Perancis saat itu yaitu Louis XIV. Saat ditunjukkan jam buatannya tersebut, sang Raja menolak dan meminta agar angka 4 dibuat dalam bentuk IIII dan bukannya IV seperti yang dibuat oleh Clockmaker itu. Walaupun sudah dijelaskan kebenarannya, sang raja tetap bersikeras agar bentuk diganti dengan IIII. Akhirnya Clockmaker menyetujui dan sejak saat itu hampir semua jam menerapkan bentuk IIII daripada IV untuk penunjuk jam 4.
Itu mungkin hanyalah sekedar cerita, namun memang kenyataannya sampai saat ini hampir semua jam di dunia menggunakan bentuk IIII sebagai penunjuk angka 4. Penjelasan lebih logis adalah berdasarkan dari sisi estetika. Sebuah jam dengan penunjuk angka Romawi akan terdiri dari bentuk I, V dan X yang tersebar. Apabila angka 4 dibuat dengan bentuk IV, akan terjadi 'ketidak-seimbangan' dari sisi estetika antara bagian kiri dial dan kanan dial. Bentuk VIII pada sisi kiri berhadapan dengan bentuk IV pada sisi kanan. Bentuk VIII dirasakan 'lebih berat' daripada bentuk IV, dan agar terjadi keseimbangan maka bentuk IV diganti dengan IIII.
Apapun alasannya, kalau dilihat memang terasa lebih 'pas' menggunakan bentuk IIII daripada IV. Atau karena saya selalu lihat pakem seperti ini ya makanya saya bilang lebih 'pas'?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.