Hal pertama yang membuat saya terpikat adalah desain jarumnya yang unik dan tidak banyak dijumpai dalam desain Omega antik pada umumnya. Bentuknya lancip seperti leaf hands tapi ada perbedaan sedikit pada detailnya. Dial sudah terlihat ada perubahan warna yang merata dan 'berjerawat', bukti bahwa jam ini masih menggunakan original dial dan menua secara alami. Indeks terbuat dari gold dan beberapa bagian sudah terlihat memerah, hal yang umum terjadi pada material yang terbuat dari emas. Saya tidak berani membersihkannya karena memang begitulah proses alaminya.
Dari informasi yang saya dapat dari teman, jam ini sebelumnya milik seorang penggemar jam antik di Surabaya yang memang sangat selektif dan telaten dalam merawat koleksi-koleksinya. Beruntung, salah satunya mampir sebagai koleksi saya. Semakin sulit untuk mendapatkan Omega antik dalam keadaan yang masih bagus (sesuai usianya) karena banyak jam-jam antik di negeri ini dibeli oleh pedagang luar dan dijual dengan harga yang lebih mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.