Hati hati jangan sampai terperdaya oleh Jaringan pengobral cinta 'Nigerian sweetheart scam' tidak hanya beroperasi di luar negeri. Jaringan yang telah memperdaya para wanita di hampir seluruh belahan dunia itu kini juga beroperasi di kota-kota besar di Indonesia.
Salah satu korban, sebut saja Jenifer, harus kehilangan uang lebih dari Rp 700 juta. Untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, Jenifer harus menjual perhiasan, mobil, dan menggadaikan rumah.
"Dia kehilangan uang banyak sekali, sekarang orangnya lemas karena tertipu banyak sekali," kata Judha Sasmita, rekan dekat korban saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/9/2010).
Penipuan ini berawal dari perkenalan Jenifer dengan seorang lelaki yang mengaku berasal dari Amerika Serikat (AS). Pria tersebut mengaku sebagai tentara yang sedang bertugas di Amerika Serikat.
"Setelah kenalan di internet, pria ini sempat juga saling berkirim SMS. Dia katanya mau ngirim parsel untuk teman saya ini," kata Judha.
Kepada Jenifer, pria tersebut mengatakan, parsel itu akan dibawa oleh temannya, seorang staf PBB, ke Indonesia. Orang tersebut dikatakan akan menghubungi Jenifer begitu sampai di Indonesia.
"Lalu teman saya itu ditelepon oleh orang yang mengaku staf PBB. Dia meminta izin untuk membuka parsel itu. Waktu menelepon, orang itu pakai bahasa Inggris," kata Judha.
Jenifer, yang tidak merasa memiliki parsel, membolehkan orang tersebut membuka. Namun Jenifer meminta orang tersebut izin dengan tentara Amerika yang berada di Irak. "Teman saya bilang, boleh saja, tapi izin dulu ke yang punya parsel, soalnya itu bukan punya saya," kata Judha.
Tak berapa lama, Jenifer kembali ditelepon oleh pria yang mengaku staf PBB itu. Namun kali ini, si pria mengata-ngatai Jenifer sebagai penipu. "Dia bilang ke teman saya, kamu nipu saya, ternyata parselnya isinya uang," kata Judha.
Lalu si pria staf PBB itu meminta Jenifer mentransfer uang sekitar Rp 300 juta agar uang tersebut tidak disebut ilegal. Jika Jenifer tidak mau membayar, pria tersebut akan menangkap Jenifer untuk dipenjara selama 30 tahun.
"Teman saya ini ketakutan, lantas dia mentransfer uang ke rekening BCA yang diminta oleh pria itu," katanya.
Tak cukup sampai di situ, Jenifer masih harus mengirim uang lagi untuk pria tersebut sebesar Rp 700 juta. "Ternyata masih diminta transfer lagi, masih ke rekening BCA tapi atas nama orang lain," kata Judha.
Karena ketakutan, Jenifer pun mencari uang lagi hingga meminjam ke teman-temannya. Namun semua itu ternyata belum cukup. Pria itu kembali menelepon dan meminta uang yang lebih besar di atas Rp 1 miliar. Kali ini Jenifer menyerah. Dia lalu menghubungi Judha, yang kebetulan seorang pengacara, untuk membantunya.
Setelah bercerita pada Judha, Jenifer baru tahu kalau dirinya tertipu. "Dia lemas," kata Judha. Saat ini kasus ini sedang ditangani polisi.
Salah satu korban, sebut saja Jenifer, harus kehilangan uang lebih dari Rp 700 juta. Untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, Jenifer harus menjual perhiasan, mobil, dan menggadaikan rumah.
"Dia kehilangan uang banyak sekali, sekarang orangnya lemas karena tertipu banyak sekali," kata Judha Sasmita, rekan dekat korban saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/9/2010).
Penipuan ini berawal dari perkenalan Jenifer dengan seorang lelaki yang mengaku berasal dari Amerika Serikat (AS). Pria tersebut mengaku sebagai tentara yang sedang bertugas di Amerika Serikat.
"Setelah kenalan di internet, pria ini sempat juga saling berkirim SMS. Dia katanya mau ngirim parsel untuk teman saya ini," kata Judha.
Kepada Jenifer, pria tersebut mengatakan, parsel itu akan dibawa oleh temannya, seorang staf PBB, ke Indonesia. Orang tersebut dikatakan akan menghubungi Jenifer begitu sampai di Indonesia.
"Lalu teman saya itu ditelepon oleh orang yang mengaku staf PBB. Dia meminta izin untuk membuka parsel itu. Waktu menelepon, orang itu pakai bahasa Inggris," kata Judha.
Jenifer, yang tidak merasa memiliki parsel, membolehkan orang tersebut membuka. Namun Jenifer meminta orang tersebut izin dengan tentara Amerika yang berada di Irak. "Teman saya bilang, boleh saja, tapi izin dulu ke yang punya parsel, soalnya itu bukan punya saya," kata Judha.
Tak berapa lama, Jenifer kembali ditelepon oleh pria yang mengaku staf PBB itu. Namun kali ini, si pria mengata-ngatai Jenifer sebagai penipu. "Dia bilang ke teman saya, kamu nipu saya, ternyata parselnya isinya uang," kata Judha.
Lalu si pria staf PBB itu meminta Jenifer mentransfer uang sekitar Rp 300 juta agar uang tersebut tidak disebut ilegal. Jika Jenifer tidak mau membayar, pria tersebut akan menangkap Jenifer untuk dipenjara selama 30 tahun.
"Teman saya ini ketakutan, lantas dia mentransfer uang ke rekening BCA yang diminta oleh pria itu," katanya.
Tak cukup sampai di situ, Jenifer masih harus mengirim uang lagi untuk pria tersebut sebesar Rp 700 juta. "Ternyata masih diminta transfer lagi, masih ke rekening BCA tapi atas nama orang lain," kata Judha.
Karena ketakutan, Jenifer pun mencari uang lagi hingga meminjam ke teman-temannya. Namun semua itu ternyata belum cukup. Pria itu kembali menelepon dan meminta uang yang lebih besar di atas Rp 1 miliar. Kali ini Jenifer menyerah. Dia lalu menghubungi Judha, yang kebetulan seorang pengacara, untuk membantunya.
Setelah bercerita pada Judha, Jenifer baru tahu kalau dirinya tertipu. "Dia lemas," kata Judha. Saat ini kasus ini sedang ditangani polisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.