Piala AFF Suzuki Cup 2010. Berada di grup maut di kejuaraan Piala AFF Suzuki Cup 2010, Timnas PSSI sepertinya harus lebih realistis. Pasalnya, tantangan Indonesia demikian berat untuk bisa lolos ke empat besar.
"Dengan melihat hasil undian Indonesia berada satu grup dengan Thailand dan Malaysia, saya kira peluangnya sangat berat untuk lolos ke semifinal. Saya kira lolos saja sudah hebat," ujar mantan Manajer Tim Futsal Indonesia Justinus Lhaksana.
"Peluangnya sangat berat, apalagi untuk menjadi juara. Kita lihat Malaysia baru-baru ini berhasil menjuarai SEA Games 2009. Kompetisi liga mereka berkembang sangat baik karena mereka tidak mengizinkan pemain asing dalam liga domestik dan memberikan porsi lebih besar kepada pemain muda. Pemain lokal diberi kesempatan yang luas sehingga mereka terkatrol untuk menjadi pemain berkualitas," paparnya lagi.
Menurut Justin, kurangnya kualitas pemain lokal sebagai akibat dari kurangnya pemain muda mendapat peluang bermain di klub karena tempatnya banyak "dirampas" oleh pemain asing atau pemain luar negeri. Ketika ditanya adakah harapan jika pelatih Alfred Riedl melakukan sesuatu yang "luar biasa" sehingga timnas Indonesia bisa mengejutkan di Piala Suzuki nanti, Justinus secara tegas menjawab "tidak ada".
Meski demikian Justinus menepis pendapat jika Riedl dinilai kurang pas untuk menangani timnas. Karena menurutnya, siapa pun pelatih untuk Timnas, mereka hanya akan bisa menyeleksi pemain dengan kadar yang ada dan dengan kemampuan yang sangat terbatas.
Sebagai solusi dari masalah fundamental itu, Justinus yang pernah mengantarkan tim futsal Indonesia ke kejuaraan Asia meminta agar PSSI mau mengubah paradigma dalam sistem pembinaan, bahwa regenerasi pemain berkualitas di Tanah Air terhambat dengan diizinkannya lima pemain asing di klub yang berkompetisi sehingga mempersempit jam terbang pemain lokal.
Demikian halnya dengan pemain naturalisasi, Justinus sangat menentang kebijakan itu karena tetap dalam koridor pemain instan. Menurutnya, naturalisasi tak akan berpengaruh positif terhadap kinerja tim nasional, kecuali bila Indonesia memang kekurangan populasi jumlah penduduk secara signifikan.
"Lebih baik perhatikan pembinaan pemain jangka panjang dengan menggalakkan kompetisi Liga U-23, U-21, U-19 yang selama ini praktis tak berjalan maksimal. Sudah berulangkali saya katakan ke PSSI, sepakbola tak akan maju kalau tidak mau mengubah paradigma."
Sementara itu, Manajer timnas senior Andi Darussalam Tabusalla mengakui jika persaingan untuk menyebutkan diri yang terbaik di kawasan Asia Tenggara dalam Piala AFF tahun ini sangat ketat. Menurut Andi, keenam tim yang berlaga di pesta sepakbola Asia Tenggara dua tahunan itu memiliki peluang yang sama untuk lolos ke semi-final. Keenam tim yang dimaksud adalah Indonesia, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Myanmar.
"Saya pikir semua tim mempunyai peluang yang sama untuk lolos ke semi-final. Tapi yang terpenting adalah bagaimana timnas mempersiapkan diri secara maksimal," ujar Andi.
Berdasarkan hasil pembagian grup yang berlangsung di Hanoi, Indonesia berada di Grup A, dan bergabung dengan Thailand, Malaysia, dan tim pemenang dari babak kualifikasi di Laos pada 16-24 Oktober nanti. Sedangkan Grup B terdiri dari tuan rumah Vietnam, Singapura, dan Myanmar, serta runner-up tim kualifikasi.
"Dengan melihat hasil undian Indonesia berada satu grup dengan Thailand dan Malaysia, saya kira peluangnya sangat berat untuk lolos ke semifinal. Saya kira lolos saja sudah hebat," ujar mantan Manajer Tim Futsal Indonesia Justinus Lhaksana.
"Peluangnya sangat berat, apalagi untuk menjadi juara. Kita lihat Malaysia baru-baru ini berhasil menjuarai SEA Games 2009. Kompetisi liga mereka berkembang sangat baik karena mereka tidak mengizinkan pemain asing dalam liga domestik dan memberikan porsi lebih besar kepada pemain muda. Pemain lokal diberi kesempatan yang luas sehingga mereka terkatrol untuk menjadi pemain berkualitas," paparnya lagi.
Menurut Justin, kurangnya kualitas pemain lokal sebagai akibat dari kurangnya pemain muda mendapat peluang bermain di klub karena tempatnya banyak "dirampas" oleh pemain asing atau pemain luar negeri. Ketika ditanya adakah harapan jika pelatih Alfred Riedl melakukan sesuatu yang "luar biasa" sehingga timnas Indonesia bisa mengejutkan di Piala Suzuki nanti, Justinus secara tegas menjawab "tidak ada".
Meski demikian Justinus menepis pendapat jika Riedl dinilai kurang pas untuk menangani timnas. Karena menurutnya, siapa pun pelatih untuk Timnas, mereka hanya akan bisa menyeleksi pemain dengan kadar yang ada dan dengan kemampuan yang sangat terbatas.
Sebagai solusi dari masalah fundamental itu, Justinus yang pernah mengantarkan tim futsal Indonesia ke kejuaraan Asia meminta agar PSSI mau mengubah paradigma dalam sistem pembinaan, bahwa regenerasi pemain berkualitas di Tanah Air terhambat dengan diizinkannya lima pemain asing di klub yang berkompetisi sehingga mempersempit jam terbang pemain lokal.
Demikian halnya dengan pemain naturalisasi, Justinus sangat menentang kebijakan itu karena tetap dalam koridor pemain instan. Menurutnya, naturalisasi tak akan berpengaruh positif terhadap kinerja tim nasional, kecuali bila Indonesia memang kekurangan populasi jumlah penduduk secara signifikan.
"Lebih baik perhatikan pembinaan pemain jangka panjang dengan menggalakkan kompetisi Liga U-23, U-21, U-19 yang selama ini praktis tak berjalan maksimal. Sudah berulangkali saya katakan ke PSSI, sepakbola tak akan maju kalau tidak mau mengubah paradigma."
Sementara itu, Manajer timnas senior Andi Darussalam Tabusalla mengakui jika persaingan untuk menyebutkan diri yang terbaik di kawasan Asia Tenggara dalam Piala AFF tahun ini sangat ketat. Menurut Andi, keenam tim yang berlaga di pesta sepakbola Asia Tenggara dua tahunan itu memiliki peluang yang sama untuk lolos ke semi-final. Keenam tim yang dimaksud adalah Indonesia, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Myanmar.
"Saya pikir semua tim mempunyai peluang yang sama untuk lolos ke semi-final. Tapi yang terpenting adalah bagaimana timnas mempersiapkan diri secara maksimal," ujar Andi.
Berdasarkan hasil pembagian grup yang berlangsung di Hanoi, Indonesia berada di Grup A, dan bergabung dengan Thailand, Malaysia, dan tim pemenang dari babak kualifikasi di Laos pada 16-24 Oktober nanti. Sedangkan Grup B terdiri dari tuan rumah Vietnam, Singapura, dan Myanmar, serta runner-up tim kualifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.