Sabtu, 24 April 2010

Cowboys In Paradise Kisah Gigolo di Bali

Cowboys In Paradise Menuai Protes. Dunia mana yang tidak kenal dengan pulau dewata Bali yang merupakan pulau eksotik dengan keindahan pantainya dan keanekaragaman kesenian. Baru baru ini beredar Film yang menceritakan tentang kehidupan gigolo di Bali atau pria penghibur wanita di sekitar pantai kuta dengan judul Cowboys In Paradise. Film Dokumenter Gigolo Bali ini sudah populer dikalangan pengguna internet karena situs download film Youtube menyimpannya sebagai file unduhan dengan durasi kurang lebih 2 menit.

Seperti informasi dari internet Masyarakat Kuta, Bali, memprotes isi film dokumenter tentang gigolo atau laki-laki penghibur perempuan di Pantai Kuta yang kini beredar di ineternet. Mereka menyatakan film itu tidak menggambarkan kawasan wisata Kuta yang sebenarnya. Tokoh masyarakat Kuta Made Suparta Karang mengatakan, film tersebut mendiskreditkan masyarakat Kuta yang sejak dulu dikenal dengan keramahtamahannya. Menurutnya, saat ini Kuta sudah sangat heterogen, karena ditinggali oleh orang asing maupun pribumi.

"Yang pribumi pun bukan hanya orang Kuta, bahkan lebih banyak dari luar Kuta bahkan luar Bali. Beredarnya film gigolo yang pengambilan gambarnya dilakukan di Kuta akan mencederai citra orang Kutai, padahal kemungkinan besar kisah tersebut pelakunya bukan orang Kuta," katanya Cuplikan film dokumenter gigolo Kuta itu dibuka dengan gambar salam perkenalan dari seorang lelaki dewasa di Pantai Kuta. Selain memberi salam perkenalan, lelaki berambut panjang dan berkaca mata itu juga menawarkan jasanya untuk menemani seorang turis perempuan asal
mancanegara selama liburan di Bali.

Dalam cuplikan film lainnya, pengguna internet juga bisa menyaksikan aneka aktivitas lelaki dewasa dan turis asing wanita di Pantai Kuta. Cuplikan juga menampilkan potongan beberapa wawancara yang mengupas dunia gigolo di kawasan Pantai Kuta.

Protes juga disampaikan Made Juliadi, seorang pedagang minuman di Pantai Kuta. Menurutnya, Kuta terkenal karena sunset, pasir putih, ombak, dan budayanya. Oleh karena itu ia menyatakan tidak setuju atas cerita di film tersebut. "Tidak semua turis datang ke Kuta untuk mencari seks," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.